Rabu, 04 Februari 2009

Adrie Subono (Promotor Java Musikindo)

Created by : Gilbert

Selama Puluhan Tahun Rutin Melaksanakan Kebaktian dan Pengajian di Rumahnya.

Banyak orang beranggapan, rumah tangga yang dilandasi dengan perbedaan keyakinan, akan menimbulkan ketidakcocokan di kemudian hari. Tapi tidak demikian halnya dengan rumah tangga promotor kondang, Adrie Subono dan Chrisye Frans. Bos Java Musikindo ini mengaku selama 30 tahun kehidupan rumah tangga mereka, tidak pernah menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan prinsip kepercayaan. Bagaimana itu bisa terjadi?


Berbeda itu indah,” kalimat itulah yang kerap kali terucap dari mulut Adrie ketika ditanya bagaimana mungkin dirinya selaku kepala keluarga, tetap bisa menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan dua keyakinan yang berbeda. Adrie mengaku sejak pertama kali memutuskan untuk menikah, dirinya maupun Chrisye, istrinya telah menyadari kalau mereka berbeda keyakinan. Tentunya hal tersebut menjadi suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan. Apalagi kalau melihat latar belakang keluarga besar Adrie yang berbasis budaya jawa dengan pola kehidupan Islami yang kental di dalamnya. Sebaliknya juga demikian, sang istri berasal dari keluarga besar Manado Belanda, yang juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Kristen-an.

Atas dasar landasan cinta yang kuat, baik Adrie maupun Chrisye tak menghiraukan adanya perbedaan tersebut. ”Buat saya, yang paling terpenting adalah saya mencintai Chrisye, sebaliknya Chrisye juga mencintai saya. Saya rasa itu sudah mewakili dari segalanya. Lagian yang menjalaninya nanti adalah kita berdua, bukan siapa-siapa,” ujar bapak tiga anak ini. Beruntung pihak keluarga besar Chrisye sangat berpikiran demokratis sehingga pernikahan pun bisa dilangsungkan dengan ritual gereja, dan pernikahan mereka pun tercatat di Catatan Sipil.

Kala itu Adrie mengaku kalau dirinya dan Chrisye memang tengah dimabuk asmara. Jadi, apa pun hambatannya, semuanya terasa menjadi mudah dan indah kalau dijalani berdua. Kendati keduanya kala itu sedang dimabuk asmara, tetapi tidak membuat Adrie maupun Chrisye menjadi tidak bertanggung jawab akan pernikahannya. Semuanya dipertanggungjawabkan secara moril di hadapan sang Khalik. Terbukti, selama 30 tahun berumah tangga, tidak pernah sedikit pun terjadi pertikaian dalam rumah tangganya yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing.

Menikah Diam-Diam. Kendati pernikahan mereka berjalan lancar, tetapi ada satu penyesalan yang tak bisa dilupakan Adrie dimana pernikahan tersebut dilakukan Adrie secara diam-diam, tanpa sepengetahuan ibunya. Pernikahan itu dilangsungkan dalam sebuah pemberkatan nikah secara kudus di hadapan majelis dan jemaat Gereja. Bagi Adrie, menikah dengan orang yang berbeda keyakinan bukanlah menjadi suatu masalah. Tetapi yang menjadi masalah adalah, ketika Adrie melakukan satu kebohongan, apalagi dengan status ibunya yang kala itu sudah menjadi Hajah. Wajar kalau awalnya ketika mengetahui pernikahan Adrie itu, sempat membuat ibunya kecewa.

Bisa dibayangkan betapa kecewanya seorang ibu, jika melihat anaknya melangsungkan pernikahan secara diam-diam. Padahal ibunya masih ada. Ditambah lagi dengan status keluarga besar Habibi yang terkenal dengan sifat kereligiusannya. Namun sikap dan jiwa besar yang dimiliki ibu sayalah, yang membuat ibu saya, seketika itu juga bisa memaafkan dan merestui pernikahan saya dengan Chrisye,” ungkap Adrie.

Bagi keponakan dari mantan presiden BJ.Habibie ini, sepanjang hidupnya tidak pernah mempermasalahkan apa yang namanya keyakinan. Kalau memang keyakinan itu dijalani sesuai dengan panggilan hati, maka lakukanlah sebaik mungkin dan jangan pernah sedikitpun mengusik keyakinan orang lain. Sebab dari sikap seperti ini, nantinya akan timbul satu sikap untuk saling menghargai. Selain itu, Adrie juga menambahkan, masalah akan ada apabila kita mempermasalahkan dan membesar-besarkannya. Tetapi sebaliknya, masalah tidak akan pernah ada kalau tidak pernah dipermasalahkan dan diributkan secara sengaja.

Kini Adrie tengah menuai kenikmatan hidup dari apa yang sudah ia tabur selama 30 tahun membangun biduk rumah tangga bersama istrinya. Kondisi seperti inilah yang sekarang dirasakan dalam keluarga Adrie. Ditambah lagi belum lama ini puteri sulungnya, Melanie Subono kembali menikah untuk kali kedua, dengan I Gusti Ngurah Agus Wijaya, yang beragama Hindu. Artinya, sekarang ini dalam keluarga Adrie ada tiga keyakinan yang dianut yaitu Islam, Kristen, dan Hindu.

Sikap saling menghargai dan toleransi beragama yang diterapkan Adrie bersama Chrisye istrinya, dapat dilihat dari adanya aktivitas keagamaan yang secara rutin dilakukan. “Di rumah saya, sejak puluhan tahun yang lalu ada kebaktian, buat saya tidak masalah. Karena kalau sedang kebaktian biasanya kan ketika doa penutup, si Pendeta akan mendoakan yang empunya rumah. Di situ biasanya saya juga disuruh ikut bergabung. Namanya orang mau mendoakan saya, ya saya sih ikut saja. Siapa sih yang tidak mau didoakan?” tanyanya. ”Begitu juga ketika di rumah saya sedang ada pengajian. Istri saya juga ikut nimbrung sekadar untuk menghargai. Semuanya berjalan mengalir apa adanya,” papar Adrie.

Toleransi Beragama. Sikap toleransi beragama seperti ini, bukan hanya dilakukan pada hari biasa, melainkan saat menjelang perayaan hari-hari besar. Seperti ketika Adrie melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Istri dan anaknya juga menghargai ritual ibadah puasa yang tengah dijalankan Adrie. ”Istri saya kalau saya sedang puasa, dia tetap menyediakan hidangan puasa dan menemani saya saat berbuka dan sahur. Malah terkadang dia juga suka ikutan puasa. Begitupun sebaliknya saat istri saya merayakan hari Natal, saya juga ikut merayakan kebaktian di rumah. Keluarga saya ini benar-benar sebuah wujud kedamaian dalam beragama. Jadi kalau hidup sudah seperti ini, perbedaan seperti apalagi yang harus diributkan,” tambah Adrie dengan penuh syukur.

Tidak hanya itu saja, di dalam rumah Adrie pun terdapat banyak hiasan ataupun simbol keagamaan. Baik itu yang berbentuk salib ataupun kaligrafi Arab. ”Setiap hari dalam kamar mandi saya, terdapat renungan saat teduh, yang isinya memberikan gambaran hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, dengan berbagai kebesaran-Nya. Itu yang buat istri saya. Meskipun kami disatukan dalam keyakinan yang berbeda, tetapi saya sangat bersyukur, karena saya diberikan oleh Tuhan seorang istri yang pondasi kehidupan rohaninya, begitu luar biasa. Dia juga yang selalu mengingatkan saya, tanpa kenal lelah untuk saya tetap setia dalam beribadah sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan yang saya anut selama ini,” tutur Adrie.

Sementara itu, di dalam keluarga Adrie pun menerapkan prinsip demokrasi bagi ketiga anaknya, yaitu Melanie, Christy, dan Adrian, untuk memilih agama yang diyakininya. "Yang jelas buat saya, pada dasarnya semua agama itu sama. Tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan sesuatu yang buruk untuk umatnya," tandas Adrie. Yang jelas, kata Adrie, saling menghormati dan bisa meredam ego masing-masing adalah awal mula perjalanan kehidupan rumah tangga menuju kehidupan yang lebih romantis. Gilbert

Tidak ada komentar: