Hari ini tanggal 2 April 2010 hari dimana seluruh umat krisitiani dunia termasuk saya merayakan hari raya Jumat Agung (Good Friday), atau yang biasa dikenal dengan hari wafatnya Yesus Kristus Sang Mesias dari Nazareth. Sungguh satu momentum yang sangat bersejarah dalam catatan kehidupan umat manusia. Maka menjelang masa perayaan paskah. Inilah proses kontemplasi dalam diri yang saya lakukan beberarapa pekan belakangan, sebelum saya kembali mengingat pengorbananNya yang begitu luar biasa. Dalam menebus segala dosa dan kesalahan kita selaku umat kesayanganNya dimuka bumi ini.
Tulisan ini sengaja saya buat sebagai bentuk ungkapan rasa syukur sekaligus pengakuan terdasar atas ketidakjujuran saya yang tidak sungguh-sungguh didalamNya. Saya engga perlu malu untuk mengakuinya, karena saya pikir ini bukanlah aib yang harus ditutup-tutupi sedemikian rapatnya. Tapi inilah realitas kamuflase yang saya lakukan dihadapanNya.
Dalam konteks ini saya tidak mau menyalahkan teman,lingkungan atau siapapun disekitar saya.Karena memang gaada hak saya sedikitpun untuk melakukan itu. Saya berpikir jauh lebih baik saya menarik diri kedalam. Sebab itu justru akan menggugah saya untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya. Inilah yang saya rasakan malu bercampur kesal,kecewa,marah dan benci pada diri sendiri itu kerapkali hadir ketika malam hendak berganti menjemput pagi.Entah mengapa kesadaran itu datang menghampiri saya, seolah memaksa saya agar lekas melakukan evolusi internal. Tunggu apalagi?sampai kapan?kalimat itulah yang terus menyala dan berputar di memori pendengaran saya.
Batin ini terus bertengkar seakan tak pernah mau berdamai.Satu sisi saya ingin menjadi lebih baik dalam segala hal tapi di sisi lain saya belum siap untuk menanggalkan kebiasaan ‘enak’ yang selama ini saya nikmati. Memang untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik dalam hidup butuh pengorbanan. Jelas ada harga yang harus dibayar!Bak biji logam yang siap ditempa dan dibakar hingga menjadi emas murni yang berkilau.
Tadinya saya pikir untuk menjadi lebih baik bukanlah hal yang mudah bukan juga hal yang sulit. Persoalannya Cuma butuh komitmen serius yang mengikat didalamnya. Mudah memang kelihatannya tapi itu ternyata hanya di bibir saja. Sebab selebihnya ditengah perjalanannya, kembali lagi banyak sekali kebiasaan ‘enak’ yang tidak mungkin rela untuk saya lepaskan dalam sekejap. Roh memang penurut tetapi daging lemah. Sungguh saya jenuh dan lelah terus berada dalam kubangan ‘permainan’ hidup seperti ini yang entah sampai kapan berakhirnya?
Oleh karenanya sebagai wujud interpretasi atas pembenaran dalam diri. Seringkali membuat saya berasumsi kalau Tuhan itu pasti tahu dan maklum adanya terhadap semua yang saya lakukan tanpa saya mau peduli apa isi hati DIA yang sesungguhnya. Tepat sekali. Tuhan memang terlalu banyak tahu dan memaklumi persoalan saya. Namun yang menjadi garis besarnya adalah. Apakah saya pernah mau tahu atas apa yang Tuhan mau dari saya? Dititik ini saya merasa terlalu egois, terlalu banyak menuntut dan terlalu banyak complain!
Sadar atau engga sadar seolah-olah Tuhan itu bagaikan anak buah saya yang harus selalu siap saya suruh kapanpun saya mau. Bukan hanya itu terkadang Tuhan pun saya ibaratkan seperti ‘ahli magic’ yang juga harus selalu siap untuk memenuhi semua permintaan saya. DIA memang siap memenuhi semua permintaan saya. Bahkan mudah sekali bagiNya untuk melakukannya kapanpun DIA mau. Persoalannya apakah saya siap mengikuti dan menerima segala aturan main yang DIA terapkan tanpa saya harus bersungut-sungut?
Lantas kalau sudah begini keadaannya. Siapakah Yesus sesungguhnya dihadapan saya?Bapa-kah?Raja-kah?Juruselamat-kah?atau DIA hanya saya anggap tak lebih dari sekedar atribut rangkaian kata saat saya memuji dan menyembahNya. Mulut saya memuji tapi juga mencaci.Saya mengenal ajaran kasihnya tapi saya dingin menyikapinya. Saya memahami hukum kasihnya tapi saya cacat mengaplikasikannya!Karena saya masih terjebak dengan logika duniawi. Apakah kasih Tuhan memerlukan logika?
Menyadari semuanya itu. Masih pantaskah jikalau saya bersikeras mengatakan kalau saya mengenal DIA dengan seutuhnya?persis seperti DIA mengenal saya! Puluhan tahun saya hidup dalam protokoler kekristenan. Namun entah mengapa tak sedikitpun karakter ABBA melekat di jiwa dan raga saya. Ini yang membuat saya malu,bingung dan engga tahu harus berbuat apalagi.”Plase…help me GOD”! lepaskan saya dari panasnya cengkraman kebingungan ini. Lagi-lagi batin ini terus bertanya dan bercermin sampai sejauh manakah saya mengenal DIA?
Andai saja Tuhan mau mempertanyakan semua itu sama saya. Maka tidak ada waktu,alasan dan kesempatan untuk saya berdalih. Karena apapun argumen saya nantinya jelas semuanya pasti terpatahkan!Tapi itulah Yesus Tuhan yang saya sembah. DIA bukanlah Allah yang picik melainkan pribadi yang teramat sangat bijaksana. Kendati saya telak kedapatan bersalah tapi tak sedikitpun DIA tunjukkan hak arogansinya. Kalau saja DIA mau menghukum saya. Tentu itu bisa saja dilakukanNya kapanpun DIA mau.
Kalaupun saya layak dihukum sebenarnya hukuman seperti apa yang pantas diberikan sama saya? Namun Yesus tidak melakukannya, semua itu karena sikap ke-BapaanNya yang jauh lebih mengampuni.
Namun inilah bukti dari kebesaraanNya. YESUS bukanlah pribadi yang senang menghukum melainkan GURU yang senang mengajar. Melalui ajaranNya DIA dapat memastikan segala karakter bisa diubahkan seturut kehendakNya. Persoalannya apakah saya mau diubahkan seturut kehendakNya?
Bahkan dengan kebesaran hatiNya DIA malah membuka kedua tanganNya dan berkata “kemarilah anakKu. Aku menati-nantikan dan merindukan engkau kembali padaKu” Dengar, betapa DIA menanti-nantikan kedatangan saya untuk kembali kehadapanNya. Bukankah perkataan demikian yang selalu diucapkanNya saat DIA merasa kehilangan domba-dombaNya?
Saya yakin betul Bapa pasti berkata demikian pada setiap anak-anaknya yang berpaling dari hadapanNya. Saya sadar sejauh apapun saya coba berpaling dariNya dan tak mengindahkanNya. Satu waktu saya pasti akan kembali padaNYa dan membutuhkan pertolonganNya. Memangnya saya ini siapa?sekuat apakah saya menghadapi masalah jikalau tanpa bantuanNya?
Menyaksikan kebesaran,kesabaran dan ketulusanNya yang demikian luar biasa itu. Justru membuat batin saya terusik mengundang tanya. Apakah Tuhan itu lebih banyak tersenyum atau menangis ketika melihat sikap,hati dan pikiran saya yang sulit dimengerti ini?. Sungguh saya tidak bisa membayangkan akibat dari ulah saya yang terkadang kekanak-kanakan, seringkali membuat Tuhan meneteskan air mataNya ketimbang DIA mengembangkan senyum dibibirNya. Ini artinya DIA bersedih! karena saya kerapkali meragukanNya. Secara tidak langsung sayapun menganggap hal tersebut bagai ‘menggadaikanNya’ hanya untuk melampiaskan keegoisan saya semata.
Saat ini saya Cuma mau mengatakan betapa munafiknya saya dihadapan Tuhan. Andai saja Tuhan mau bermaksud menelanjangi segala bentuk perangai kebohongan saya …ohhh betapa malu dan tak berdayanya saya. Menyesal sungguh bukanlah penyesalan yang harus disesali. Sebab bukan penyesalan juga yang DIA inginkan dari saya. Tetapi komitmen untuk mau berubah dan dibentuk seturut kehendakNya. Sederhana saja bukan?
Siapa saya?saya bukanlah siapa-siapa. Kalau bukan karena DIA tidak akan mungkin saya ada sebagaimana saya ada hingga detik ini. Sekalipun Tuhan buat saya kecukupan sampai saat ini, Kembali lagi itu bukan karena kuat dan gagah saya. Namun karena semuanya tidak terlepas dari campur tangan dan kasih karuniaNya yang tak lekang oleh waktu.
Di hari Jumat Agung yang indah ini. Entah mengapa batin ini berteriak tanpa bisa dibungkam lagi. Mungkin karena saya merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk saya memohon maaf pada semua teman-teman. Jikalau tanpa sadar seringkali saya menabur benih permusuhan dihadapan teman-teman. Sehingga membuat teman-teman jadi membenci bahkan memusuhi saya. Sungguh engga ada maksud saya sedikitpun untuk melukai perasaan teman-teman! Saya mengasihi teman-teman semua sama seperti saya mengasihi diri sendiri.
Sekali lagi maaf sebelumnya. Tidak ada maksud saya dalam tulisan ini untuk menggurui. Ini hanyalah bagian dari proses pembenahan dalam diri yang coba saya lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih sadar diri. Yang jelas saya hanya ingin menyampaikan dimanapun teman-teman berada saat ini, karena saya juga tidak tahu problema dan pergumulan seperti apa yang sedang teman-teman hadapi sekarang?Apakah sama seperti yang saya alami juga?atau bahkan jauh lebih berat daripada yang saya alami?
Tapi apapun bentuk persoalan,pergumulan dan berapapun beratnya itu. Percayalah ditengah kesulitan dan kondisi hidup yang seringkali terasa sangat menekan. Selagi kita berjalan bersama DIA tentu masih ada harapan untuk meraih janjiNya.Bahkan selagi kita punya Tuhan seperti Yesus tak akan pernah DIA biarkan kita sampai jatuh tersungkur. DIA pasti segera menjulurkan tanganNya dan mengangkat kita dari keterpurukan. Sekalipun itu diijinkanNya terjadi pastilah ada maksud dan rencana yang luar biasa untuk setiap kita. Setidaknya mendidik kita supaya menjadi pribadi yang lebih dewasa secara tubuh Rohani.
Sebab ada kekuatan yang berbicara jauh diluar kemampuan setiap kita. Jadi engga ada alasan buat kita kecewa,marah,cengeng,menyerah dan putus asa. Life is Taft. Maju terus jangan pernah menyerah bahkan sampai keadaan terburuk sekalipun. Sebab hidup dan masa depan kita sudah ada yang Menjamin jauh melebihi garansi yang ditawarkan dunia ini. Saya terlalu percaya apa yang terjadi dalam kehidupan ini bukanlah suatu kebetulan. Melainkan ada makna tersirat yang sudah tersurat olehNya.
Percayalah Yesus itu pribadi yang sangat baik dan jangan pernah berhenti berharap padaNya. Nyata sudah melalui tubuh dan darahNya yang terpecah diatas kayu salib. DIA membuktikan pada kita semua betapa DIA begitu mengasihi,mencintai dan menerima kita apa adanya. Jadi jangan pernah sia-siakan ketulusan,cinta dan pengorbananNya. Sebab kematianNya bukanlah momentum ritual tahunan yang tidak semestinya kita rayakan tanpa makna.
DIA mati untuk kita DIA bangkit untuk kita! Ini yang membuat betapa saya begitu bangga dan kagum punya Tuhan,Allah,Bapa,Raja,Juruselamat dan Sahabat seperti YESUS. Sebab tidak ada pribadi yang seperti DIA.Amin
Selamat Jumat Agung
Selamat Paskah Tuhan Yesus Memberkati…..